Sabtu, 21 Januari 2012

NAIKKAN HONOR KADER KESEHATAN !!

Mendengar kata Posyandu, maka pikiran kita akan dibawa pada sebuah aktifitas yang biasa dilakukan berlangsung di RT/ RW . Pada momen yang berlangsung sehari setiap bulan itu, ibu ibu dikumpulkan sambil membawa balitanya masing masing. Beragam aktifitas dilakukan. Mulai dari penimbangan bayi, penyuluhan kesehatan ibu dan anak, Pendampingan tumbuh kembang balita melalui Kartu Menuju Sehat (KMS). Keberadaan Posyandu menjadi penting bagi ibu ibu di kampung, karena mereka bisa mengetahui perkembangan balitanya secara langsung, mendapatkan tambahan makanan , ‘sharing’ dengan sesama ibu dan bidan dari dinkes dan semua pelayanan tersebut dilaksanakan ditengah tengah rumah mereka.
Namun , tidak semua posyandu bisa berjalan sama dan dinamis. Ada yang biasa biasa saja, ada yang luar biasa. Maka kemudian dikenal dengan adanya posyandu mandiri, purnama , madya dan pratama. Posyandu mandiri adalah sebutan untuk posyandu yang mampu menghidupi dirinya sendiri, dalam hal dana misalnya. Walaupun tetap ada subsidi pemerintah, tapi posyandu mandiri, mampu menggalang kontribusi pihak lain untuk mensukseskan programnya. Sedang posyandu pratama adalah kriteria untuk posyandu yang berjalan aladifi, berjalan normal dengan kemampuan yang dimiliki.
Peran untuk mendinamisasi Posyandu, membuat semaraknya posyandu sehingga mendapat sambutan positif dari anggotanya itu sangat tergantung pada peran aktif pengelolanya, mereka di kenal dengan sebutan kader kesehatan. Merekalah garda terdepan, di pundak merekalah, dinas kesehatan sebagai salah satu pemilik program posyandu menggantungkan harapan agar setiap posyandu bergerak keatas, dari posyandu pratama naik ke madya dan seterusnya. Tentu diperlukan kerja keras, kerja ikhlash, kerja cerdas para kader kesehatan. Pemkot wajib untuk mengapresiasi apa yang telah mereka kerjakan.
Berdasar hearing dengan Dinkes, 19 januari 2012, saat ini ada 269 posyandu tersebar di kota pasuruan dan diperkuat oleh 1228 kader kesehatan. Jadi rata rata 1 posyandu ada 4-5 orang kader kesehatan. Anggaran yang dikeluarkan sebesar 100 rb per posyandu untuk pengadaan makanan tambahan serta 50 ribu untuk posyandu yang dibagikan pada seluruh kader kesehatan dalam posyandu tersebut. Jika dikalkulasi, setiap kader rata rata hanya mendapat 10 ribu-15 ribu dengan seabrek ‘tupoksi’ yang harus dikerjakan.
Memang selama ini mungkin jarang terdengar suara sumbang dari para kader tersebut. Mereka sepertinya tiak mempermaslahkan besaran honor yang diterima, bahkan mungkin ada yang tidak mau menerima. Banyak diantara mereka yang memandang bahwa menjadi kader adalah panggilan jiwa, panggilan sosial sebagai aktualisasi diri memberi kontribusi pada lingkunga sosial dimana ia selama ini berada.
Melihat tupoksi para kader kesehatan dalam mendinamisasi posyandu dan melihat pada kekuatan anggaran yang dimiliki, komisi 1 memandang bahwa apresiasi pemkot kepada para kader masih bisa kita tingkatkan. Selama ini anggaran yang dikeluarkan sebesar 50 rb dikalikan 269 posyandu yakni 161 juta 400 rb rupiah. Kami memandang sebaiknya honorarium diberikan langsung berbasis pada jumlah kader dan titik temu angkanya sebesar 25 rb/kader/bulan. Jadi jika dikalkulasi sebesar 1228 orang dikalikan 25 rb sama dengan 368 juta 400 ribu rupiah. Jadi hanya ada selisih 207 juta rupiah.
Oleh karena itu, dalam rangka untuk membuat para kader kesehatan tersenyum dan lebih bersemangat dalam bekerja, masih sangat pantas jika penambahan anggaran itu bisa direalisasi. Untuk mengukur keberhasilannya, tentu ouputnya pun perlu diberi target , salah satunya adalah semakin bertambahnya jumlah posyandu mandiri dan bergerak naiknya posyandu dibawahnya menuju klasifikasi posyandu diatasnya.
Para kader kesehatan, mohon doa dan dukungan jenengan semua agar kami mampu memperjuangkan dana apresiasi untuk jenengan pada perubahan APBD tahun anggaran 2012 atau pada APBD 2013 yang akan datang, Insya Allah.

Pasuruan, 19 Januari 2012

Drh. Ismu hardiyanto

Wakil Ketua Komisi 1 DPRD Kota Pasuruan

Tidak ada komentar:

Posting Komentar